Posts

Showing posts from July, 2018

Dewi Sartika: A National Hero

Dewi Sartika came from an upper-class family. As a child, she received both Sundanese and Western education, whereas most people, especially women received no education at all. She also liked to play school, and loved being the teacher while playing it. She taught her friends reading, writing, etc.. So as you can see, Dewi Sartika has had a talent for teaching and a passion for education ever since she was little. In 1904, Dewi Sartika established a school so women can also get an education, as she had. The school was named Sekolah Isteri . Sekolah Isteri got a lot of positive remarks, and more and more students became students. In 1910, Sekolah Isteri was changed to Sekolah Keutamaan Isteri , also adding a few more school subjects. So, what can we learn from the famous Dewi Sartika? For one thing, don't be afraid to start first. People often wait for someone else to do something, and then they follow up to do it. The problem here is they are afraid to be wrong, to make mist

Mengapa memilih sekolah di SMA 68?

Pada hari ini, saya sedang mengikuti MPLS hari ketiga di SMAN 68 Jakarta. Selama tiga hari ini, saya merasa MPLS cukup keras. Kami dituntut untuk mandiri, cepat, serta berinisiatif. Lalu mengapa saya tetap di sini, memilih 68 untuk tiga tahun ke depan? Alasan pertama, saya mendengar bahwa 68 tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, namun juga non-akademik. Berbagai juara dan prestasi telah diraih oleh siswa-siswi SMA 68. Keunggulan prestasi non-akademik ini juga dibuktikan dengan ekskul-ekskul yang beragam dan hebat-hebat. Saya bahkan menjadi bingung untuk memilih satu ekskul. Tapi, mengapa saya tidak memilih SMANU Muhammad Husni Thamrin atau SMA 8 Jakarta, yang sangat terkenal dengan kepintaran siswa dan siswinya? Untuk SMA M. H. Thamrin, saya memang mencoba untuk mengikuti seleksi. Sayangnya, saya tidak lolos ke tes tahap dua. Untuk SMA 8, entah mengapa, saya memang tidak pernah tertarik untuk menjadi salah satu siswanya. Mungkin karena kurang mendengar cerita tentang sekolaha