Posts

Showing posts from 2018

Bela Negara Bagianku

Image
Seperti semua murid lainnya, Lunaro benci upacara bendera. Berdiri berpanas-panasan untuk waktu yang cukup lama, buat apa? Toh , pahlawan yang dikenang juga tidak tahu kami sedang mengenangnya. Terkadang, ketika upacara, Ro suka berpura-pura sakit, lalu pergi ke UKS. Sejuk, dapat teh hangat, bisa tiduran. Apa yang kurang?                 Pada salah satu kunjungan UKS-nya ini, Lunaro bertemu dengan seseorang yang sedang berbaring di ranjang sebelahnya. Lagu kebangsaan sedang berkumandang, dinyanyikan lantang oleh setiap siswa di lapangan. Orang itu menghela napas. “Keren,” ucapnya, entah kepada diri sendiri.                 “Apa?” Tanya Ro heran. Orang itu berusaha duduk tegak, rasa sakit terlihat di wajahnya. “Eh, nggak usah bangun!”                 Ia menggelengkan kepala, tanda tidak apa-apa. “Suara itu, kamu tidak dengar?”                 “Suara apa?” Sejak tadi hanya ada suara peserta upacara , batin Ro.                 “Mereka melaksanakan upacara.”                 “

Pra-LDKS

Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa. Kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh siswa kelas sepuluh di SMAN 68 JAKARTA. Selama dua minggu sebelumnya, kami telah mengikuti persiapan LDKS oleh guru kesiswaan serta OSIS. Kami diberi tahu apa yang harus dibawa, dan apa yang akan kami lakukan di Curug Nangka sana. Tapi, sebenarnya untuk apa LDKS ini? Sudah jelas tertera pada namanya, LDKS adalah untuk melatih kepemimpinan. Mulai dari mengatur barang bawaan, menjadi ketua kelompok, memimpin yel-yel dan lagu angkatan, ataupun hanya memimpin diri sendiri. Kami harus bisa mengatur waktu istirahat, kecepatan makan, dan tetap melaksanakan tugas-tugas dan belajar. Kami juga akan belajar untuk bertanggung jawab. Bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang kami perbuat. Misal, barang bawaan yang tidak lengkap, atau gerakan-gerakan lagu yang tidak hafal. Tiga, kedisiplinan. Disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap diri sendiri. Tidak hanya itu, kami juga belajar untuk percaya diri. And last but

Generasi Z Bersumpah Pemuda

{Generasi Z adalah generasi setelah Generasi Y, yang didefenisikan sebagai orang-orang yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1995 sampai 2014.} Zaman baru menghasilkan teknologi baru, pola pikiran baru, serta generasi baru. Generasi Z. Generasi yang lebih berkembang dan maju dari sebelumnya. Generasi Z-lah pemuda Indonesia saat ini, yang akan mengubah dunia menjadi sebaik-baiknya. Masa depan negeri ini ada di tangan kami, dan tidak akan kami sia-siakan. Banyak yang beranggapan bahwa teknologi-teknologi baru yang ada pada zaman now ini menimbulkan kemalasan. Mereka menyebut kami generasi menunduk, yang sejak usia dini pun sudah pandai dengan gawai. Banyak yang beranggapan bahwa pemikiran-pemikiran baru yang ada pada zaman now ini menimbulkan kekacauan. Mereka menyebut kami terlalu kebaratan, terlalu terbawa efek globalisasi. Salah. Setiap hal pasti ada positif dan negatifnya. Dengan teknologi, wawasan kami semakin luas. Pekerjaan kami semakin mudah. Rasa keingintahuan kami s

Fabel

Di suatu kebun, hiduplah seekor semut. Ia adalah semut yang kecil, namun berlagak paling besar. Semut senang sekali berjalan sekitar kebun, melihat-lihat binatang-binatang lainnya yang berkeliaran, dan mengolok mereka. Pada suatu hari, ketika Semut sedang melakukan rutinitas jalan paginya, ia bertemu dengan seekor ulat. Ulat sedang memakan daun di hadapannya, merambat perlahan. Semut kemudian mengangkat sebuah berry di semak dekatnya. Satu, dua. Sedangkan, Ulat masih saja mengunyah daun yang sama sedari tadi. "Yah! Kamu tidak ada apa-apanya! Kamu makan lama sekali! Kalau daun itu habis pun, kamu butuh waktu yang lama untuk sampai ke daun berikutnya. Lihatlah aku! Bisa membawa dua buah sekaligus, jika habis, tinggal ambil lagi." Ucap Semut meremehkan. Ulat diam, meneruskan sarapannya. Ia tahu, ucapan-ucapan buruk tidak perlu dibalas. "Dan lihat sekali lagi!" Seru Semut melanjutkan omongannya. Ia berlari sekencang mungkin. "Aku bisa berlari lebih cepat daripa

Home by the Lake

Home By The Lake by Alya Supangkat I am from a messy bedroom, shared with my brother and sister. Toys lay on the floor, followed by books. I am from the quiet library, where endless books line the walls on shelves. Astounding adventures fill every single page. I am from satisfying holiday breaks, spent inside watching Charlie Brown on TV. I am from James Hill, where the hill reaches the sky. Rows and rows of sleds line up on top of the hill. Children’s laughter rings in the air. I am from the cozy dining room when winter comes, I snuggle in a blanket while drinking hot chocolate. I am from freezing winters, where frost covers the windows. I am from high winds and thunder. Hail showers and slush. I am from Ridgeville Park, where flowers bloom in springtime. I lie on the soft grass and smell the morning dew. I am from the hot and sweaty summers of Evanston. The beach fills up with delight every single roasting day. The cool lake water trickles down my spine, refres

Ode to Papa

I never said thank you For sending me out when I cried. I never said thank you For playing with me at the park. I never said thank you For raising my spirits when I failed. I never said thank you For teaching me the lessons you learned. Now I say thank you For the hours spent throwing a football For the hours spent playing basketball For the hours spent jogging around the neighborhood For the hours spent doing math For the hours spent on a road trip For the hours spent just talking And for everything. For everything, I say thank you. This isn't much, but it's all I could do. Happy birthday to you. -moyo, on your 46th birthday

Renjana

ren·ja·na   n  rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dan sebagainya) dedicated to my very own Re It was unusually cold when I woke up that morning. I gripped my quilt, and wrap3d myself up like a burrito. Suddenly, Raehan burst through my room door. "Mas!" He exclaimed, calling me as the only thing he has known to call me. I groan. I want to sleep, and Raehan that early in the morning equals to no sleeping in. "Mas Hekaall!" Raehan went on to shaking my body. I rolled up into a ball. "It's a snow day!" Raehan cried when I finally sat up. Raehan layed on top of my blanket, making "snowangels". "Well, you didn't have to wake me up." I replied. "I thought you'd like to know," Raehan frowned. "Alright," I quickly got out of the bed. "Race you outside!" Re and I ran, grabbing our coats and snowpants along the way. As I bolt to the apartment door, Mom got in my way. "Hey, where

Haikal dan Re, an excerpt

                Cuaca khas Windy City menyambut Raehan yang baru saja turun dari pesawat. Sesuai nasihat Haikal, Raehan sudah mengenakan syal merah pemberian kakaknya. Keluar dari luggage claim, Haikal sudah menunggu dengan dua cup minuman hangat.                 Raehan menyeringai, menghampirinya. "Aku gak suka kopi, sekalipun dari kedai kopi termahal."                 Haikal tertawa, lalu tetap menyodorkan minuman di tangannya. "Hot cocoa buatanku, resep lama Bunda. Favoritmu, bukan?"                 Dengan mobil Haikal, mereka menyususri jalan Downtown Chicago, hingga sampai ke Evanston di tepi kota. Sepanjang perjalanan, Raehan sibuk menatap ke luar jendela. "Kamu suka?" Tanya Haikal, tersenyum melihat adiknya yang terpesona.                 "Aku gak suka pindah." Semenakjubkan apapun, Raehan tetap pada pendiriannya.                 "Besok kita jalan-jalan." Alis Raehan terangkat, gembira atas kabar tersebut. Tentunya, H

Energy of Asia: Kita Indonesia

Image
Api yang membara tiada padam Layaknya semangat yang membakar di dalam dada Dari New Delhi hingga Jakarta Obor dinyalakan, semua berdiri, Berlari demi Ibu Pertiwi Membangkitkan semangat dalam jiwa dan raga Kita pasti bisa! Tunjukkan pada dunia INDONESIA JUARA! Padmalya Supangkat Senin, 6 Agustus 2018

Dewi Sartika: A National Hero

Dewi Sartika came from an upper-class family. As a child, she received both Sundanese and Western education, whereas most people, especially women received no education at all. She also liked to play school, and loved being the teacher while playing it. She taught her friends reading, writing, etc.. So as you can see, Dewi Sartika has had a talent for teaching and a passion for education ever since she was little. In 1904, Dewi Sartika established a school so women can also get an education, as she had. The school was named Sekolah Isteri . Sekolah Isteri got a lot of positive remarks, and more and more students became students. In 1910, Sekolah Isteri was changed to Sekolah Keutamaan Isteri , also adding a few more school subjects. So, what can we learn from the famous Dewi Sartika? For one thing, don't be afraid to start first. People often wait for someone else to do something, and then they follow up to do it. The problem here is they are afraid to be wrong, to make mist

Mengapa memilih sekolah di SMA 68?

Pada hari ini, saya sedang mengikuti MPLS hari ketiga di SMAN 68 Jakarta. Selama tiga hari ini, saya merasa MPLS cukup keras. Kami dituntut untuk mandiri, cepat, serta berinisiatif. Lalu mengapa saya tetap di sini, memilih 68 untuk tiga tahun ke depan? Alasan pertama, saya mendengar bahwa 68 tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, namun juga non-akademik. Berbagai juara dan prestasi telah diraih oleh siswa-siswi SMA 68. Keunggulan prestasi non-akademik ini juga dibuktikan dengan ekskul-ekskul yang beragam dan hebat-hebat. Saya bahkan menjadi bingung untuk memilih satu ekskul. Tapi, mengapa saya tidak memilih SMANU Muhammad Husni Thamrin atau SMA 8 Jakarta, yang sangat terkenal dengan kepintaran siswa dan siswinya? Untuk SMA M. H. Thamrin, saya memang mencoba untuk mengikuti seleksi. Sayangnya, saya tidak lolos ke tes tahap dua. Untuk SMA 8, entah mengapa, saya memang tidak pernah tertarik untuk menjadi salah satu siswanya. Mungkin karena kurang mendengar cerita tentang sekolaha