Posts

Showing posts from October, 2018

Pra-LDKS

Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa. Kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh siswa kelas sepuluh di SMAN 68 JAKARTA. Selama dua minggu sebelumnya, kami telah mengikuti persiapan LDKS oleh guru kesiswaan serta OSIS. Kami diberi tahu apa yang harus dibawa, dan apa yang akan kami lakukan di Curug Nangka sana. Tapi, sebenarnya untuk apa LDKS ini? Sudah jelas tertera pada namanya, LDKS adalah untuk melatih kepemimpinan. Mulai dari mengatur barang bawaan, menjadi ketua kelompok, memimpin yel-yel dan lagu angkatan, ataupun hanya memimpin diri sendiri. Kami harus bisa mengatur waktu istirahat, kecepatan makan, dan tetap melaksanakan tugas-tugas dan belajar. Kami juga akan belajar untuk bertanggung jawab. Bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang kami perbuat. Misal, barang bawaan yang tidak lengkap, atau gerakan-gerakan lagu yang tidak hafal. Tiga, kedisiplinan. Disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap diri sendiri. Tidak hanya itu, kami juga belajar untuk percaya diri. And last but

Generasi Z Bersumpah Pemuda

{Generasi Z adalah generasi setelah Generasi Y, yang didefenisikan sebagai orang-orang yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1995 sampai 2014.} Zaman baru menghasilkan teknologi baru, pola pikiran baru, serta generasi baru. Generasi Z. Generasi yang lebih berkembang dan maju dari sebelumnya. Generasi Z-lah pemuda Indonesia saat ini, yang akan mengubah dunia menjadi sebaik-baiknya. Masa depan negeri ini ada di tangan kami, dan tidak akan kami sia-siakan. Banyak yang beranggapan bahwa teknologi-teknologi baru yang ada pada zaman now ini menimbulkan kemalasan. Mereka menyebut kami generasi menunduk, yang sejak usia dini pun sudah pandai dengan gawai. Banyak yang beranggapan bahwa pemikiran-pemikiran baru yang ada pada zaman now ini menimbulkan kekacauan. Mereka menyebut kami terlalu kebaratan, terlalu terbawa efek globalisasi. Salah. Setiap hal pasti ada positif dan negatifnya. Dengan teknologi, wawasan kami semakin luas. Pekerjaan kami semakin mudah. Rasa keingintahuan kami s

Fabel

Di suatu kebun, hiduplah seekor semut. Ia adalah semut yang kecil, namun berlagak paling besar. Semut senang sekali berjalan sekitar kebun, melihat-lihat binatang-binatang lainnya yang berkeliaran, dan mengolok mereka. Pada suatu hari, ketika Semut sedang melakukan rutinitas jalan paginya, ia bertemu dengan seekor ulat. Ulat sedang memakan daun di hadapannya, merambat perlahan. Semut kemudian mengangkat sebuah berry di semak dekatnya. Satu, dua. Sedangkan, Ulat masih saja mengunyah daun yang sama sedari tadi. "Yah! Kamu tidak ada apa-apanya! Kamu makan lama sekali! Kalau daun itu habis pun, kamu butuh waktu yang lama untuk sampai ke daun berikutnya. Lihatlah aku! Bisa membawa dua buah sekaligus, jika habis, tinggal ambil lagi." Ucap Semut meremehkan. Ulat diam, meneruskan sarapannya. Ia tahu, ucapan-ucapan buruk tidak perlu dibalas. "Dan lihat sekali lagi!" Seru Semut melanjutkan omongannya. Ia berlari sekencang mungkin. "Aku bisa berlari lebih cepat daripa

Home by the Lake

Home By The Lake by Alya Supangkat I am from a messy bedroom, shared with my brother and sister. Toys lay on the floor, followed by books. I am from the quiet library, where endless books line the walls on shelves. Astounding adventures fill every single page. I am from satisfying holiday breaks, spent inside watching Charlie Brown on TV. I am from James Hill, where the hill reaches the sky. Rows and rows of sleds line up on top of the hill. Children’s laughter rings in the air. I am from the cozy dining room when winter comes, I snuggle in a blanket while drinking hot chocolate. I am from freezing winters, where frost covers the windows. I am from high winds and thunder. Hail showers and slush. I am from Ridgeville Park, where flowers bloom in springtime. I lie on the soft grass and smell the morning dew. I am from the hot and sweaty summers of Evanston. The beach fills up with delight every single roasting day. The cool lake water trickles down my spine, refres

Ode to Papa

I never said thank you For sending me out when I cried. I never said thank you For playing with me at the park. I never said thank you For raising my spirits when I failed. I never said thank you For teaching me the lessons you learned. Now I say thank you For the hours spent throwing a football For the hours spent playing basketball For the hours spent jogging around the neighborhood For the hours spent doing math For the hours spent on a road trip For the hours spent just talking And for everything. For everything, I say thank you. This isn't much, but it's all I could do. Happy birthday to you. -moyo, on your 46th birthday

Renjana

ren·ja·na   n  rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dan sebagainya) dedicated to my very own Re It was unusually cold when I woke up that morning. I gripped my quilt, and wrap3d myself up like a burrito. Suddenly, Raehan burst through my room door. "Mas!" He exclaimed, calling me as the only thing he has known to call me. I groan. I want to sleep, and Raehan that early in the morning equals to no sleeping in. "Mas Hekaall!" Raehan went on to shaking my body. I rolled up into a ball. "It's a snow day!" Raehan cried when I finally sat up. Raehan layed on top of my blanket, making "snowangels". "Well, you didn't have to wake me up." I replied. "I thought you'd like to know," Raehan frowned. "Alright," I quickly got out of the bed. "Race you outside!" Re and I ran, grabbing our coats and snowpants along the way. As I bolt to the apartment door, Mom got in my way. "Hey, where